===============================================
THE BRETHREN COURT
LADY GAS STATION
(Based on A True Event with necessary changes and dramatisations in order to meet the storyline purposes)
ANDRADE_SILVA
“Serius! Ini mirip bener ama dia!” kata Andrade_Silva pada ShadowX.
“Yang bener lu, Ndre? Jangan-jangan kamu salah lihat, kali?” kata ShadowX.
“Aku udah lihat dia pake mata kepala sendiri dan juga udah lama, makanya aku berani bilang kayak gitu,” kata Andrade.
Akhir-akhir ini memang ada sesuatu yang menghebohkan dari Andrade. Dalam pesan terakhirnya kepada Janissary, Andrade mengatakan bahwa dia baru menyadari kalau di SPBU langganannya selama ini ada petugasnya (cewek) yang mirip sekali dengan Lucia Saharui. Wah, orang mirip memang biasa, tapi berhubung ini mirip dengan Lucia Saharui, maka hal ini cukup menghebohkan bagi Andrade.
Dalam beberapa kali postingan Andrade di thread jelas-jelas mengindikasikan hal itu. Intinya, Andrade mengetahui (atau setidaknya mengira) bahwa dia telah menemukan kembarannya Lucia Saharui. Permasalahannya, Andrade sendiri belum bisa mengkonfirmasikan hal itu dengan lebih jelas. Maka untuk ini, Andrade meminta bantuan kepada “teman sekota”, yaitu ShadowX.
Obsesi Andrade_Silva terhadap Lucia Saharui sendiri sebenarnya agak aneh. Pertama, Andrade_Silva bukanlah anggota Brethren Court pertama yang melihat Lucia Saharui. Janissary dan Aschu sudah mengikuti Lucia Saharui semenjak dia masih menjadi presenter Gapura di RCTI, sementara, kesempatan pertama Andrade melihat Lucia Saharui justru pada pertengahan 2006, yaitu ketika dia menjadi reporter di MetroTV. Setelah itu Andrade “lupa”, dan baru menemukan Lucia Saharui kembali pada akhir 2006, masih sebagai reporter, dan di forum Andrade menuliskan seperti ini: “Lucia Saharui cantik juga, yah”. Mungkin dari situlah pertama kali Andrade_Silva menyukai Lucia Saharui.
Bagaimanapun, Andrade selalu menganggap bahwa dirinya adalah yang pertama kali memergoki Lucia Saharui saat menjadi anchor. Saat itu hari sabtu dinihari pukul 01.00 pagi, dan Andrade tengah menunggu serial kesayangannya, Charmed. Ketika mengganti ke MetroTV, Andrade sebenarnya berharap untuk menemukan Gadiza Fauzi, tapi ternyata malah menemukan Lucia Saharui, dan ketika dia mem-post hal ini untuk pertama kali di Forum, tidak ada yang merespon hingga dua bulan kemudian. Saat itulah pilihan hati Andrade sudah bergeser, tidak lagi pada Gadiza Fauzi, melainkan sudah ada orang lain yang berposisi sama…yah, seorang Lucia Saharui, atau dalam ejaan Gaelic selalu Andrade sebut dengan nama “Loi-s’eagh Saogharroaich”.
Perjuangan “mengejar” seorang Lucia Saharui bagaimanapun juga, bukan hal yang mudah bagi Andrade. Profil FS-nya di-private, dan akhirnya “menghilang” sebelum sempat di-add. Foto-foto Lucia yang dipegang oleh Janissary pun menghilang karena force majeur. Akhirnya, Andrade musti “hidup” dengan foto-foto capture-an dari TV yang secara rutin disediakan oleh Jhariman, Jawe, ShadowX, atau Fixmanius. Dalam perbincangan rahasia antara Mje dengan Andrade, Andrade juga sering menyebut Lucia Saharui sebagai “kesayangannya”… “My precious!” atau kata yang dia dapat dari Mje adalah “Mijn Vrouw” (sementara dari Andrade, Mje mendapatkan kata “Mo Run”). Sinyalemen itu semakin kuat ketika dalam pemilihan “playmate”, Andrade dengan jelas dan tegas mengambil Lucia Saharui sebagai pasangannya, mengalahkan Frida Lidwina, Prita Laura, bahkan Gadiza Fauzi.
========================================
“Aku nggak tahu yang mana orangnya, Bro!” kata ShadowX beberapa hari kemudian, “aku udah ke sana tapi nggak ketemu,”
“Masa sih?” tanya Andrade.
“Tapi aku ketemu emang cewek petugas SPBU, orangnya agak mirip dengan yang kamu kasi ciri-cirinya ke aku, cuman aja rambutnya diiket,” kata ShadowX.
“Elu lihat siapa namanya?” tanya Andrade.
“Waduh, enggak tuh, Bro,” kata ShadowX, “kelupaan,”
“Hmm, anaknya gimana? Kecil? Mungil? Agak kurusan?” tanya Andrade, “aku merhatiin dia soalnya dia itu cewek yang paling manis dan paling imut dari semua cewek petugas SPBU di sono,”
“Kayaknya sih gitu, kulitnya agak item, ya?” tanya ShadowX.
“Nggak tuh, Bro,” kata Andrade, “kalau menurut aku sih dia termasuknya putih…mustinya kamu lihat namanya, koq,”
“Iya, Ndre,” kata ShadowX.
===============================================
“Udah deh, Bro, pacarin aja,” kata Aschu ketika berbicara dengan Andrade.
“Enak aja, ntar cewekku gimana?” elak Andrade.
“Putusin aja, demi yang mirip Lucia,” jawab Aschu.
Bagi Andrade, tentu saja perkataan Aschu itu hanya dianggap sebagai candaan saja, dan oleh karena itu tidak ditanggapi dengan serius. Bagaimanapun juga, itu kemungkinan yang amat menarik untuk dilamunkan. Terlepas dari pekerjaan cewek itu sebagai Petugas SPBU, seorang manusia tetaplah seorang manusia, dan bagi Andrade, cewek itu tetaplah cantik, manis, dan imut, mirip seperti Lucia. Betul sekali, sama nama tapi beda nasib.
Kemunculan cewek Petugas SPBU itu sedikit banyak semakin membangkitkan kerinduan Andrade kepada seorang Lucia Saharui. Apabila menilik usia, jelas sekali bahwa usia Lucia jauh di atas Andrade, tapi bagi Andrade itu bukan masalah. Fixmanius sendiri jelas-jelas menyukai Chantal della Concetta dan Kania Sutisnawinata yang dalam kenyataannya lebih cocok sebagai Kakak atau Tante. Apabila Lucia Saharui memang belum menikah, maka kenapa tidak? Bahkan sampai sekarang juga Andrade masih mencari kemungkinan dengan Fiona Yuan yang sudah hampir 34 tahun itu. Namanya suka dan ngefans, sah-sah saja, toh?
Lucia…sejak awal Andrade memang cenderung posesif apabila berkaitan dengan masalah Lucia. Dia memang tidak pernah berkeberatan berbagi dengan anggota Brethren Court soal Lucia, tapi di luar BC? Andrade selalu bersikap agresif. Setiap kali selesai men-download gambar Lucia Saharui yang dikirimkan oleh teman-teman “pemburu” di thread, Andrade pasti selalu menghapus file itu di komputer warnet, seolah tidak ingin gambar-gambar itu dipakai oleh user lain.
Lucia, dan wajah ini selalu menghiasi pikiran Andrade. Suaranya yang lembut selalu terngiang-ngiang, yang bahkan Andrade selalu bisa mengenali pemilik suara ini meskipun nama tidak tersebutkan. Lesung pipitnya yang menambah manis wajah nan elok dan ayu, serta senyumannya, yang meskipun tidak khas seperti halnya senyum tikus milik Gadiza Fauzi, tetapi senyum ini memberikan ketenteraman kepada siapa saja yang melihatnya. Beruntunglah rekan kerjanya yang bisa mendapatkan senyum itu secara langsung. Lucia…bagi Andrade, dialah wanita yang benar-benar diinginkannya untuk menjadi pendamping, yang selalu ingin dilihatnya setiap kali membuka mata, dan wanita yang cocok untuk menjadi ibu dari anak-anaknya…Lucia.
===================================
“Wah, ternyata Lucia itu mungil juga yah?” kata Andrade pada Janissary, “sama kayak Gadiza,”
“Tahunya?” tanya Janissary.
“Abis liat di Metro tadi pas Top 9 News, dia liputan,” kata Andrade, “saking mungilnya sampai bajunya keliatan kedodoran,”
Semakin lama, Andrade berpikir bahwa yah…cewek di SPBU iu betul-betul mirip dengan Lucia. Tadinya Andrade hanya mengira senyum cewek itu saja yang mirip dengan Lucia, tapi lambat laun, semua aspek dalam diri cewek itu mulai mirip dengan Lucia. Bahkan, cewek ini memiliki satu nilai plus, karena pastinya usianya jauh lebih muda dari Lucia. Padahal Lucia, dengan usia segitu, wajahnya hampir tidak mengindikasikan bahwa dia tengah memasuki early-30. Ia seolah terlihat 5 tahun lebih muda, bahkan terlihat lebih muda, dari Prita Laura ataupun Elvita Khairani sekalipun.
==================================
“Kayaknya kita udah kudu hunting bareng, Bro!” kata ShadowX.
“Kenapa?” tanya Andrade.
“Soale kan kamu yang tahu siapa orangnya,” kata ShadowX.
“Oke, boleh, tapi ntar di-capture, ya,” kata Andrade.
“Oke, boleh, aku kan bisa candid,” kata ShadowX.
“Tapi jangan pake HP, orang HP aja dilarang dinyalain di Pom Bensin,” kata Andrade.
“Waduh, padahal kalau pake kamera biasa ntar dikira nyolot,” kata ShadowX, “bukannya dapet bisa-bisa malah diusir ama satpam,”
“Kalau aja ada kamera tersembunyi macam punyanya James Bond,” kata Andrade.
ShadowX pun berpikir keras soal ini.
“Aha! Bisa!” kata ShadowX.
“Ada alatnya?” tanya Andrade.
“Ada, punya temen aku, ntar kamu yang spot, biar aku yang eksekusi,” kata ShadowX.
“Jangan ampe gagal, lho,” kata Andrade.
“So pasti, percaya deh ama aku,” kata ShadowX.
=======================================
Maka hari yang ditentukan itu tibalah juga, dan…
“Beneran itu, ya?” tanya ShadowX yang tengah mengintai dari kejauhan.
“Iya, emang bener, itu yang namanya Mega,” kata Andrade.
Mega adalah nama cewek Petugas SPBU yang dikatakan oleh Andrade mirip dengan Lucia.
“Gimana?” tanya Andrade.
“Nggak jelas sih, Bro,” kata ShadowX.
“Sayangnya dia lagi ada di Premium motor,” kata Andrade, “salah kita, kudunya pake motor, bukan mobil,”
“Udah, Bro,” kata ShadowX, “motor kamu kan diparkir deket sini, tuker sebentar abis itu ke sini lagi,”
Andrade setuju. Beberapa menit kemudian, rencana pun dimulai. Antrian di bagian motor cukup panjang, seperti biasanya, dan Andrade selalu bisa bersabar menantikan giliran mengisi bensin, hanya saja kali ini selain mengisi bensin, juga ada “batu di balik udang”.
Antrian pun berjalan perlahan tapi pasti, dan makin lama Andrade dan ShadowX makin bisa melihat dari dekat sosok Mega, orang yang Andrade kira mirip dengan Lucia Saharui. Mega selalu melayani pelanggan dengan wajah yang cerah dan juga senyumnya. Setiap kali Mega tersenyum, jantung Andrade serasa berdetak lebih kencang dan darahnya pun mengalir lebih cepat. Oh My God! Betul-betul mirip kali dengan Lucia anak yang satu ini. Postur, wajah, rambut, senyuman, semuanya mengingatkan Andrade pada Lucia. Hanya saja kulit Mega tidaklah semulus Lucia. Wajar saja lah, seorang reporter atau anchor seperti Lucia pastilah punya skedul untuk pergi ke salon untuk perawatan diri, tidak seperti petugas SPBU seperti Mega.
“Mau isi berapa, Mas?” sapa Mega dengan ramah begitu Andrade sampai.
Andrade puas, karena posisi antriannya tepat sehingga dia bisa dilayani oleh Mega, dan bukan oleh Risma, rekannya. Tuhan rupanya memberkati rencana mereka hari ini.
“Sepuluh ribu, Mbak,” jawab Andrade.
“Oke,” kata Mega sambil memasukkan jumlah yang diinginkan.
“Dari 0, ya Mas!” kata Mega lagi setelah memasukkan ujung nozle ke dalam tangki bensin Andrade, dan Mega pun menunjukkan bahwa angka di LCD penunjuk berada ada posisi “0”.
“Yup!” kata Andrade.
Dengan cekatan, Mega menekan kenop nozle, dan bensin pun mengalir masuk ke dalam tangki bensin motor milik Andrade. Andrade menyerahkan satu lembar sepuluh ribuan kepada Mega. Biasa saja Andrade berinteraksi dengan Mega, karena ia sering sekali melakukannya.
“Tumben, Mbak, koq nggak jaga Pertamax?” tanya Andrade berbasa-basi.
“Iya, Mas, gilirannya yang lain,” jawab Mega dengan ekspresi polos.
Kenop bensin itu lalu secara otomatis menutup. Mega mengangkat nozle dan memastikan bahwa semua bensin sudah dimasukkan ke dalam lubang tangki.
“Makasih, Mas,” kata Mega sambil memberikan senyuman pada Andrade.
Yah, itu senyuman yang mirip sekali dengan Lucia, dan sekali lagi jantung Andrade berdegup amat kencang.
====================================
“Jadi gimana, Bro?” tanya Andrade kepada ShadowX beberapa saat kemudian setelah mereka agak jauh dari SPBU itu, sambil mengamati hasil buruan mereka, di dalam mobil ShadowX.
ShadowX dari tadi memang membonceng Andrade, dan ketika mengisi bensin, ia pun turun dan berdiri tidakjauh dari tempat pengisian bensin, sehingga dia bisa leluasa memotret Andrade dan Mega dengan kamera tersembunyinya.
“Kalau menurut aku sih nggak mirip-mirip amat, sih,” kata ShadowX, “tapi cukup mirip…apalagi senyumnya,”
“Iya, justru di situ daya tariknya,” kata Andrade lagi, "Btw, ini gak usah di-aplot ke forum ya? Soalnya kan off-topic,"
“Oke. Terus rencana kamu apa, Ndre?” tanya ShadowX.
“Rencana aku? Ke Jakarta,…kejar Lucia,” kata Andrade.
“Nggak ama yang ini aja?” tanya ShadowX.
“Menggoda sih…tapi tetep aja aku masih pengin Lucia,” kata Andrade.
“Oke, Bro! Salut!” kata ShadowX.
ShadowX lalu memacu mobilnya yang bergerak maju.
“Kalau kamu ama siapa, Bro?” tanya Andrade.
“Aku? Kalau aku sih, penginnya ama si Lolo Siregar,” kata ShadowX.
“Nggak ama Anastasya Putri aja?” tanya Andrade.
“Anastasya Putri mah gampang, dia kan orang Semarang juga,” kata ShadowX, “cuman sayang, bodinya kayak papan setrikaan, mending aku ama Lolo, lebih mantap,”
“Hahaha, ya wis, kalau gitu Anastasya Putri aku ambil aja yah,” kata Andrade.
“Wah, sialan lu! Trus Lucia gimana? Masa dua-duaan gitu, sih?” tanya ShadowX.
“Poligamy lah, kan privilege Threadkeeper,” kata Andrade sambil tertawa, “abisnya, daripada si Anastasya Putri dianggurin; tapi tetep, istri pertama dan utama masih ama Lucia,”
Memang, bagi Andrade, sosok Mega, yang mirip dengan Lucia Saharui cukup menggoda, dan Andrade juga tidak menampik kemungkinan untuk mendapatkan Mega sebagai pengganti Lucia. Bagaimanapun, cinta Andrade tetap tertuju pada Lucia, dan tak ada yang bisa membelokkannya, meskipun itu oleh orang yang mirip dengannya sekalipun.
THE BRETHREN COURT
***FIN***
PS: This story is dedicated to someone out there which has smile like Lucia, and also to Lucia herself.
PPS: Mega sampai sekarang masih bekerja sebagai gas station attendant di salah satu SPBU di kota Semarang. Lokasi, alamat, dan nomor SPBU sengaja dirahasiakan demi menjaga kerahasiaan klien.
PPPS: Beberapa bagian dialog dalam cerita ini adalah dialog asli yang pernah dilakukan oleh Andrade_Silva kepada beberapa orang teman.
Next on The Brethren Court:
Petualangan Mje, Maman198, Charlie368, Fixmanius, Janissary, dan Andrade_Silva terus berlanjut. Apakah kali ini mereka bisa bertemu lagi dengan Lucky Savitri dkk?
Seorang bidadari tertangkap oleh kamera ketika Aschu sedang melakukan hunting di Stasiun Bandung, bagaimana kelanjutan petualangan Aschu?
Jhariman mendapatkan undangan makan malam, tapi kenapa dia menolak memenuhinya? Lalu, siapa yang mengundangnya, dan mengapa?
Bagaimanakah kisah Mje ketika dia harus menjaga adik sepupu Andrade_Silva yang masih SD?
Jangan lewatkan di episode-episode berikutnya dari “Brethren Court: The Series”!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar