Minggu, 30 September 2007

Cerita #2

Ini adalah cerita dengan menggunakan tokoh-tokoh dari “The Brethren Court” sebagai pemeran utamanya dengan selingan anchor-anchor sebagai pemanis. Cerita ini adalah fiksi belaka, dan dengan begitu tidak bisa dikaitkan dengan kenyataan. Kepada anchor-anchor yang bersangkutan, apabila kurang berkenan di hati, penulis mohon maaf.
===============================================

THE BRETHREN COURT
BUKA PUASA BERSAMA

Mje memasuki ruangan di Pizza Hut ini dengan santai. Ia lalu memesan meja untuk 6 orang. Waitress tampak agak heran, karena bagaimanapun juga, Mje datang seorang diri, dan baru bergerak ketika Mje mengatakan bahwa teman-temannya akan segera datang. Setelah mendapatkan meja, Mje tidak tergesa-gesa untuk memesan, karena selain teman-temanya juga belum datang, ini masihlah jam 04.44 sore, waktu berbuka masih lama tentunya.

Sore ini, rencananya The Brethren Court menggelar buka puasa bersama, tapi tentu saja tidak seluruh anggota The Brethren Court yang ikut, karena jumlah total anggotanya adalah 15 orang. Sesuai kesepakatan, maka buka puasa sekaligus gathering sore hari ini akan diikuti oleh Mje sendiri, Maman198, Charlie368, Fixmanius, Janissary, dan Threadkeeper Andrade_Silva. Kebetulan tempat kerja Mje paling dekat dengan tempat ini sehingga ia bisa tiba paling cepat dan (konsekuensinya) harus memesan tempat. Mje adalah satu-satunya anggota wanita di The Brethren Court saat ini, yang membuat dirinya (menurut Andrade) berhak mendapatkan perlakuan khusus. Oh yah, perlakuan khusus apaan, dari dulu foto yang di-upload di Thread selalu saja foto cewek. Mana fotonya Ralph Tampubolon??

“Sorry, Mje, dah lama yah, nunggunya?” kata Maman198 yang datang kemudian.
“Nyantai aja lagi, Man, orang ini juga aku barusan dateng,” kata Mje sambil tersenyum manis, “lho, yang lainnya ke mana?”
“Nggak tahu ya, Mje, aku kan baru dateng,” kata Maman198.

Maman198 lalu mengeluarkan sebuah laptop dan memasang modem portabel.

“Walah, Man, sempet-sempetnya sih, jij ol?” tanya Mje, “waroom??”
“Yah, sambil nungguin, Mje,” kata Maman198, “siapa tahu ada yang baru di Forum,”
“Yang baru apaan?? Orang ini dedengkot Forumnya aja pada mau ke sini semua,” kata Mje sambil tertawa.

Fixmanius dan Charlie368 datang kemudian, dan langsung saja bergabung dengan Mje dan Maman198 yang sudah terlebih dahulu duduk.

“Sorry, Mpok Mje, jalanan macet,” kata Charlie368, “tambah lagi si Fix ini mandinya kayak tuan putri,”
“Eh, siapa, ya??” protes Fixmanius.
“Hei…sudah das is OK!” kata Mje dengan logat Belandanya yang khas, “trus, Andrade ama Janissary mana?”
“Nggak tahu, Mje, kita dari tadi coba ngubungin nggak bisa-bisa,” kata Fixmanius.
“Kena macet kali?” kata Maman198.
“Ya udah, kita tunggu sebentar lagi aja,…apa mau pada pesen dulu?” tanya Mje.
“Pesen dulu juga makannya ntar pas buka,” kata Maman198, “nanti Pizza-nya nggak anget, dong, ntar aja J-15 menit aja,”
“Oke, oke, whatever,” kata Mje.

Pada saat itulah seseorang datang dan duduk di meja seberang mereka. Anggota The Brethren Court tampak amat sibuk dengan cengkerama mereka masing-masing, sehingga tidak memperhatikan kedatangan orang ini. Juga ketika teman-teman dari orang ini mulai berdatangan.

“Kayaknya Bos Silva udah nyampe deh, ini lagi jalan ke mari, katanya,” kata Maman198 selepas memeriksa HP-nya.
“Ya udah yuk, kita pesen aja,” kata Mje.
“Bos Silva tadi nitip, minta dipesenin Milk Shake Coklat, trus Janissary Cappucino; juga Garlicheese ama Spaghetti Ayam Oriental,” kata Maman198.
“Ya udah itu aja didobelin,” kata Charlie368, “cukup kali, buat semua,”
“Pizza-nya apa?” tanya Mje.
“Terserah, katanya,” kata Maman198.
“Anu aja, gimana kalau Chicken Fiesta ukuran Gede yang ada Cheesebite plus Mayonaise Cream Mayo?” kata Fixmanius.
“Nah, itu dia! Gue setuju!” kata Charlie368.
“Yo’i!” kata Mje, “aku minumnya Avocado Float, yah,”
“Cola Float!” kata Maman198.
“Coffee Frappe!” kata Fixmanius.
“Lemon Tea!” tambah Charlie368.
“Plus air mineral 6 botol,” kata Mje kepada waitress sambil tersenyum.

Andrade_Silva dan Janissary baru datang setelah mereka selesai memesan makanan.
“Waduh, Guys! Sorry, nih,” kata Andrade, “kelamaan, yah?”
“Nggak lama-lama juga sih, Ndre,” kata Mje, “belum bedug juga; oh ya, pesanan jij berdua udah ik pesenin,”
“Wah, Dank Je, ya, Mje,” kata Andrade_Silva.
“Weleh, nungguin buka puasa enaknya kita ngapain, nih?” tanya Janissary.
“Cari-cari cewek cakep, gimana?” usul Charlie368.
“Nah! Itu aku setuju!” kata Maman198.
“Aduh, Guys! Please dong, ah! Dasar ya, jij semua itu cowok-cowok,” kata Mje, “gak liat pa ya, ada cewek manis, di sini!”
“Huuu!!!” kata Maman198, Fixmanius, Janissary, dan Charlie368 bersamaan.
“Waduh, si Bos udah mulai matanya ke mana-mana, nih!” kata Maman198 melihat Andrade_Silva yang tampaknya pandangan matanya tengah terpaku ke satu tujuan.
“Waduh, ceweknya cakep ya, Bos Silva?” tanya Charlie368.
“Psst!” kata Andrade sambil menempatkan telunjuknya ke bibir, “Guys, pada nggak sadar ya, dari tadi??”

Andrade lalu menunjuk ke arah yang dari tadi dia lihat, ke arah meja seberang. Semua orang pun mengikuti petunjuk arah dari Andrade_Silva itu, dan saat itu terkejutlah mereka.

“Lho,…mereka kan…” kata Charlie368 tak percaya pengelihatannya.
Semua yang melihat pun tak percaya dengan pengelihatan mereka. Ada empat orang duduk di meja di seberang mereka itu, semuanya cewek, manis-manis lagi, dan jarak antara kedua meja hanya kurang dari 2 meter saja dan tak ada yang menghalangi.

“Candice Anggunadinata!” gumam Charlie368 sambil berbisik.
“Elvita Khairani…” gumam Janissary.
“Wah, si LS juga ada,” kata Mje.
“Lucia Saharui?” tanya Maman198, “ah, ngaco kamu!”
“Bukan LS yang itu! LS yang lain!” kata Mje lagi.
“Leonard Samosir?” tanya Maman198 lagi.
“Bukan, O’on! Lucky Savitri!” kata Mje dengan nada agak tinggi meskipun tetap lirih.
“Terus satunya siapa tuh, ya?” tanya Janissary, “rambutnya kriwil-kriwil gitu,”
“Mehulika Sitepu…” kata Andrade, “anjrit…deket banget lagi!”
“Psst! Kira-kira mereka tahu nggak, ya, kalau kita Brethren Court?” tanya Fixmanius.
“Kayaknya nggak deh, jij ngawur aja, mana mereka tahu,” kata Mje.
“Wah, gini mending eksekusi di tempat, Bos!” kata Charlie sambil mengeluarkan HP kamera-nya.
“Hooi! Jangan mencolok gitu dong!” kata Andrade, “sembunyi-sembunyi napa?”
“Gimana caranya, Bos?” tanya Charlie.
“Pura-pura aja motret Mje, padahal motret yang di belakangnya,” kata Andrade.
“Cuuapeek, deh!” keluh Mje, “jadi ik cuman jij-jij jadiin bumper doang??”
“Apa gunanya ada kamu, Mje,” kata Maman sembari bercanda.

Candice Anggunadinata mengenakan baju casual you-can-see sehingga membebaskan semua orang melihat postur torso bagian atasnya yang memang sexy (apalagi dengan ukuran dadanya yang membuat semua lelaki normal bisa panas dingin) dengan kulit yang seputih pualam. Mehulika, si sexy berambut ombak, memakai baju santai warna kuning cerah dengan hiasan bunga-bunga, pita warna-warni, dan renda di bagian leher, dan ujung lengan…ambooy manisnya! Elvita sendiri mengenakan baju kemeja biasa warna ungu dengan ornamentasi garis-garis payet ringan dan sebuah bros bunga mawar tersemat di dada kiri. Sedangkan Lucky Savitri…hmm,…koq memakai seragam MetroTV, ya? Jangan-jangan baru saja dari kerja langsung “hinggap” kemari.

“Ayo, Mje! Senyum dong!” kata Charlie sambil pura-pura memotret Mje.

Mje sendiri agak kurang begitu ikhlas, masa sih dia digunakan sebagai bumper dalam “pelampiasan hasrat” para lelaki ini?

“Gak keliatan. Bos!” bisik Charlie “kalau aku tinggiin lagi pasti ketahuan,”
“Makanya, Jij ini dasar aya-aya wae!” kata Mje.
“Tapi dapet?” tanya Andrade.
“Lumayan, Bos!” kata Charlie.
“Bos! Pake kamera laptop aja,” kata Maman, “tapi Bos yang eksekusi yah, soalnya sudutnya Bos kan paling jernih, tuh,”
“Oke deh, Man, bawa ke sini,” kata Andrade.
“Aduuh,…Cuaapeek deh,” keluh Mje sambil geleng-geleng kepala.

Dalam hati, Mje berharap semoga saja ada Ralph Tampubolon sekalian nangkring di sini, jadinya dia bisa ikut-ikutan gila seperti anggota Brethren Court yang lain. Kalau semacam ini sih…dia yang ngaplo sendirian!

“Nah! Ini dia, berkah Buka puasa, nih!” kata Charlie sambil melihat foto-foto hasil jepretan mereka. Charlie sendiri langsung memindahkan semua hasil foto dari HP-nya ke laptop Maman.
“Cakep-cakep, ya? Candice…ajiib bener,” kata Janissary sambil geleng-geleng kepala.
“Kamu ngeliatin ‘itu’-nya, ya, Jan?” tanya Andrade.
“Kayak kamu enggak aja, Ndre!” balas Janissary.
“Kalau buat aku sih, Candice itu matanya yang sexy,” kata Fixmanius.
“Wah, ini sih kata-katanya Aschu, ya?” tanya Maman, “coba kalau didot10 yang ngomong njawabnya pasti deh…”
“Aduh, Guys, please dong ah, belum buka nih!” protes Mje.
“Iya, Guys, kasian, si Mje ngaplo,” kata Andrade.

Semua orang pun tertawa kecuali Mje. Andrade melirik sepintas ke arah meja para reporter itu, dan ia melihat bahwa Lucky Savitri pun melirik ke arah mereka, sementara Candice dan Mehulika berbisik-bisik. Hmm, sepertinya mereka tahu nih, kalau lagi diomongin.

“Si Malika ini sexy juga, yah? Koq aku jarang ngeliat, ya?” tanya Charlie.
“Namanya Mehulika, Charlie,…dia itu reporter di Indonesia Now, wah, pasti kamu jarang liat, yah?” tanya Fixmanius, “ati-ati lho, dia udah di-cup ama The Great Andrade,”
“Lho, Bos, udah nyerah ya, ama si Lucia?” tanya Maman.
“Nggak lah, si Lucia tetep, cuman kalau buat si Bos sih, ya Lucia, ya Mehulika,” kata Fixmanius.
“Waduh, Bos jangan dua-duaan kayak gitu, dong!” protes Maman, “jangan-jangan si Gadiza Fauzi juga nih,”
“Emang,” balas Andrade.
“Waduh, si Bos ngajakin ribut nih!” kata Maman, “bukannya Bos sendiri bilang supaya si Gadiza jangan diutak-atik sama siapapun??”
“Iya, tapi Threadkeeper punya privilege, dong!” kata Andrade sambil bercanda, "hak Prima Noctes,"
“Huu! Dasar si Bos!” kata Maman.
“Hahahaha, kasian deh jij, Maman,…baru tahu ya kalau Andrade itu gak pernah pilih-pilih?” kata Mje, “dia itu paling tahuuu aja tiap kali ada daun muda, en asal ada anchor atau reporter, bahkan produser sekalipun, pasti disosor aja duluan…abis Frida, Gadiza, Lucia, Elvita juga, Mehulika juga, sampai-sampai Alice Budisatriyo juga!”

Pembicaraan terhenti, suara bedug maghrib terdengar dari radio yang memang diset oleh Pizza Hut agak keras supaya mereka yang berpuasa bisa mengetahui kapan waktunya berbuka. Bersamaan dengan itu pula, makanan pun datang, dan semua orang langsung saja mengalihkan pandangan pada makanannya dan dalam sekejap…nyam nyam nyam!

Andrade mengambil milk shakenya, dan ia melirik sejenak ke meja para reporter. Andrade lalu mengangkat gelasnya tanda memberi “salut”, dan dari seberang, Candice dan Mehulika membalasnya. Hmm, lalu Elvita dan Lucky kembali saling berbisik. Waduh,…jangan-janagn mulai ngerumpiin orang-orang ini kali.

Setelah itu, wah, Brethren Court rupanya lemah pada soal makanan enak, jadilah mereka menyikat makanan yang ada di hadapan mereka. Lagipula, bukankah Rasul sendiri bersabda untuk menyegerakan berbuka?

“Waduh, kenyang deh,…” kata Charlie sambil mengelus perutnya, “enak juga ya, buka puasa ditemenin reporter,”
“Pastinya,” kata Maman, “eh ya, daripada cuman gini-gini aja, gimana kalau kita samperin?”

Deg! Tiba-tiba semua di meja itu terdiam. Wah, untuk membicarakan para reporter ini, memang Brethren Court paling jago, tapi ketika sampai pada bagian untuk menghampiri dan mengajak ngobrol secara langsung, tiba-tiba semua orang mengkerut.

“Ya udah, samperin, sono!” kata Andrade.
“Wah,…enggak ah, malu,” kata Charlie, “gimana kalau Bos Andrade duluan?”
“Aku?” tanya Andrade, “kenapa Aku, kan aku cuma ‘mengantarkan ke depan pintu gerbang kemerdekaan’?”
“Kalau gitu sesepuh deh, bukain jalan,” kata Maman.
“Aiss! Sembarangan aja,” kata Janissary, “ogah ah,…gimana kalau Mje, aja??”
“Nei nei nei! Enggak lah, udah cukup ik kalian pake jadi bumper,” kata Mje, “yang jantan dong, ah! Samperin sono,”

Tapi wacana tinggal wacana, dan tidak ada dari mereka yang berani maju. Sementara itu, Andrade hanya berani bermain kontak mata dengan para reporter itu, dan salah satunya adalah Lucky Savitri. Entah, tapi sepertinya Andrade paling sering melihat ke arah Lucky, padahal ada Candice dan Mehulika yang sama-sama hot dan sexy. Sampai akhirnya, keempat reporter itu pun menyelesaikan makanan mereka, dan segera beranjak pergi. Para anggota Brethren Court pun menatap kepergian mereka dengan tatapan mata kecewa.

“Yah, penonton kecewa,” kata Maman.
“Mau gimana lagi,” kata Charlie.
“Guys! Kecian deh luu!” sindir Mje, “makanya, jangan cemen!”
“Udah, yang penting dapet fotonya, ntar kita aplot di Forum aja,” kata Andrade.
“Yo’i!” kata Janissary, “eh, kita udah selesai, kan? Bayar sono,”
“Oke, aku bayar,” kata Mje, “mana duitnya kumpulin!”

Semua orang segera mengumpulkan uang. Setelah itu, Mje pun meminta bon kepada waitress, dan segera membayarnya di kasir.

“Maaf, Mbak, tadi ada titipan dari yang ada di meja seberang,” kata kasir kepada Mje.
“Oh ya?” kata Mje, “makasih, ya!”

Mje pun menerima sebuah notes dari kasir. Hmm, dari siapa ya? Pasti dari para reporter itu. Soalnya Mje tahu bahwa para reporter itu mengetahui bahwa dirinya sedang dibicarakan.

“Udah?” tanya Andrade sesampainya di luar.
“Udah dong, Guys!” kata Mje, “eh ya, ada titipan nih, dari Candice dkk,”

Langsung saja para pria berebutan ingin melihat notes yang ditinggalkan oleh para reporter kesayangan mereka. Setelah dibuka, ternyata notes itu berbunyi seperti ini:

HAVE A GREAT MEAL, GUYS! TO BAD YOU WEREN’T COME HERE TO JOIN US.”

Semuanya pun menepuk dahi masing-masing begitu membaca notes ini.

“Aduuh!” kata Charlie, “coba ya dari kita tadi ada yang berani sedikit,”
“Ya udah, nasib emang,” kata Andrade, “eh ya, Guys, aku ke kamar kecil dulu, yah,”
“Oke, kita tunggu ntar di bioskop yah! Jam 8, kan?” kata Mje.
“Oke, deh!” kata Andrade.

Memang setelah buka puasa, Brethren Court hendak melanjutkan acara plesir mereka dengan menonton film. Andrade pun berpisah sejenak untuk “memenuhi panggilan alam”. Pada saat menuju ke ruang toilet itu, ia harus melewatis ebuah koridor sempit yang hanya cukup untuk perpapasan dua orang. Toilet cowok ada setelah toilet cewek. Dan pada saat itulah pintu toilet cewek terbuka, dan seseorang keluar dari sana. Andrade kaget, begitu pula dengan cewek itu…Voila! Itu Lucky Savitri, tampaknya baru saja mengganti seragamnya dengan pakaian kaus hitam yang lebih kasual. Andrade tak bisa mengelak, jadi…

“Oh, hai!” sapa Andrade memberanikan diri.
“Hohoho, yang tadi, yah,” kata Lucky dengan gaya tonguebiter-nya yang khas.
“Iya,” kata Andrade.
“Ngapain tadi pake sembunyi-sembunyi foto kita segala? Langsung aja kali, emangnya kita ini herder?” kata Lucky.
“Ahaha, nggak sih, cuman…yah,…gimana yah, takut aja,” kata Andrade, “eh ya, boleh kenalan?”
“Boleh aja,” kata Lucky Savitri sambil tersenyum, “kamu udah tahu nama aku, kan?”
“Iya, kamu Lucky Savitri, kan?” tanya Andrade.
“Yak, betul!” kata Lucky yang kemudian memberi senyuman “V”-nya yang khas, “nama kamu?”
“Ah, saya bukan orang terkenal,” kata Andrade, “I’m nobody,”
“Oke, nobody…” kata Lucky sambil tertawa.
Hmm, Lucky Savitri ini ternyata orangnya ramah juga, begitu pikir Andrade

“Eh ya, Lucky, boleh minta foto bareng?” tanya Andrade.
“Di daerah toilet sini?” tanya Lucky.
“Iya...mumpung ketemu lah,” kata Andrade.

Andrade lalu mengeluarkan HP kamera-nya, dan ia memotret dirinya sendiri bersama dengan Lucky Savitri. Lucky Savitri pun memberikan senyumannya yang amat khas kepada “penggemar rahasia”-nya ini. Beberapa jepretan dan, cukup.

“Sudah?” tanya Lucky.
“Sudah, terima kasih,” kata Andrade.
“Oke, kalau begitu aku pergi dulu yah, Mr. Nobody,” kata Lucky sambil tertawa kecil.
“Nanti fotonya aku kirimin via FS,” kata Andrade.
“Emang kamu tahu alamat FS-ku?” tanya Lucky.
“Iya lah, tahu,…aku kan salah satu friend kamu di FS,” kata Andrade, “ah, masa kamu lupa, sih?”

Saat itu juga Lucky kaget setengah mati. Apa?? Teman di FS?? Lupa? Apa jangan-jangan…

“Tunggu! Kamu siapa??” tanya Lucky menyelidik.
Nice to finally meet you at last, Ms. Lucky!” kata Andrade, “Slann go foil!”
“Tunggu!!” kata Lucky.

Lucky berusaha mengejar tapi Andrade langsung masuk ke dalam toilet cowok. Pada saat yang sama, HP Lucky juga berbunyi,..teman-temannya sudah menunggu.


THE BRETHREN COURT
***FIN***

Next on The Brethren Court:

Perburuan Don Nicho mencari sosok Zelda Savitri yang misterius, dapatkah Don Nicho mendapatkannya?

Jhariman mendapatkan undangan makan malam, tapi kenapa dia menolak memenuhinya?

Andrade_Silva dan ShadowX bergabung dalam misi mencari seseorang yang mirip dengan Lucia Saharui, betulkah apa yang dilihat oleh Andrade itu? Lalu siapakah orang itu?

Lalu, Maman198 mendapatkan kejutan ketika mengikuti Les Bahasa Mandarin. Apakah itu?

Jangan lewatkan di episode-episode berikutnya dari “Brethren Court: The Series”!

Tidak ada komentar: