Senin, 12 November 2007

Cerita#6

Ini adalah cerita dengan menggunakan tokoh-tokoh dari “The Brethren Court” sebagai pemeran utamanya dengan selingan anchor-anchor sebagai pemanis. Cerita ini adalah fiksi belaka, dan dengan begitu tidak bisa dikaitkan dengan kenyataan. Kepada anchor-anchor yang bersangkutan, apabila kurang berkenan di hati, penulis mohon maaf.
===================================

Misalkan ada pertandingan sepakbola antara anchor cewek, apa yang terjadi? Dibuat dengan segenap fantasi Andrade_Silva akibat kesenangannya dengan sepakbola dan newspresenter wanita di TV. Menggunakan metode heuristic yang cukup sederhana tetapi diusahakan dengan penuh detail teknis. We’ve seen them presenting news, howbout if they play football?


TONIGHT’S MATCH-UP
SCTV NewsAnchor FC vs MetroTV NewsAnchor FC
(Final AnchorLiga 2007)

Ilustrasi: SCTV dan MetroTV ditandingkan sebagai pertandingan lintas generasi. SCTV adalah pionir dari metode news-presenting yang sekarang banyak dipakai, sementara MetroTV adalah jagonya dalam hal berita umum dan konvensional. Bumbu penyedap pertandingan ini adalah adanya fakta bahwa MetroTV merekrut orang-orang bekas SCTV untuk bisa menjadi sebesar sekarang, so pastinya pertandingan ini pasti bakalan lebih cocok untuk diberi titel: Guru vs Murid!

SCTV NAFC vs MetroTV NAFC
“Classico Finale”


Jakarta memanas! Bukan hanya karena cuaca yang cerah, melainkan juga karena akan digelarnya pertandingan puncak AnchorLiga 2007 antara SCTV NaFC melawan MetroTV NaFC. Dan walaupun kick-off belum lagi digulirkan, namun pertandingan antara dua tim elite ini sudah diprediksikan bakal berlangsung alot! Apalagi MetroTV dengan “The Dream Team”-nya sudah sejak jauh-jauh hari berambisi untuk merebut gelar juara!

Bagi banyak orang, pertemuan antara SCTV melawan MetroTV adalah sebuah duel antar penganut “mazhab Klasik”. SCTV memiliki latar belakang sejarah yang amat mendalam, sementara itu skuad “Dream Team” MetroTV tengah panas-panasnya. Mengalahkan SCTV di final akan menjadi sebuah pembuktian sahih bagi MetroTV untuk menegaskan posisinya sebagai tim terbaik. Modal ke arah itu sudah ada, kemenangan 3-1 MetroTV atas RCTI di semifinal dalam pertandingan yang amat ketat dan berdarah-darah telah menunjukkan betapa MetroTV lebih dari siap untuk menjadi juara, sekaligus merebut hegemoni itu dari tangan SCTV, lawan yang akan mereka hadapi di final.

Full Team
Serunya partai ini adalah fakta bahwa baik SCTV maupun MetroTV bisa menurunkan pemain terbaik mereka, menjanjikan pertandingan yang amat dahsyat di musim ini antara kekuatan baru dan kekuatan lama. Di bawah Sir Andy F Noya, Rahma Sarita cs sudah menunjukkan penampilan yang sangat impresif di Liga musim ini, selain itu, dari segi skill individu, tidak ada yang perlu dipertanyakan lagi…hampir semua pemainnya berkelas dunia dan kualitas pemain cadangan pun tak kalah hebatnya dari pemain inti.

“Ini akan menjadi pertandingan yang amat ketat, karena SCTV memiliki sejarah yang hebat,” seru Sir Andy, “tapi kami tetap datang untuk menang,”

SCTV sendiri tampil kurang begitu impresif di awal musim ini, setelah hanya bermain imbang 0-0 dengan Indosiar FC di pertandingan perdana. Bagaimanapun, SCTV yang memasang pola agresif 4-3-3 pun kemudian maju tak terbendung di pertandingan-pertandingan selanjutnya. Salah satu yang dikhawatirkan adalah pertandingan terakhir melawan TransTV FC berlangsung hingga babak perpanjangan waktu sebelum striker Nova Rini mencetak gol untuk kemenangan SCTV 2-1.

“Kami menjalani pertandingan yang berat melawan TransTV kemarin, mereka memiliki skill individu yang tangguh, gol kemarin lebih merupakan faktor keberuntungan semata,” kata Nova Rini, “tapi kami harus menatap ke depan, karena MetroTV jauh lebih tangguh,”

Pendapat ini pun diamini oleh kapten SCTV, Rike Amru. Ia bahkan memandang MetroTV sebagai lawan yang tidak boleh sama sekali diremehkan.

“Kami beberapa kali membuat kesalahan waktu melawan TransTV kemarin,” kata Rike Amru, “melawan MetroTV besok, maka pemain tidak boleh lagi membuat kesalahan serupa, karena MetroTV akan menghukum kita untuk itu,”

Faktor Eva
Pemain yang bakal mendapat sorotan dalam duel kali ini adalah Eva Julianti. Eva adalah mantan pemain handal SCTV beberapa musim lalu sebelum keluar, dan akhirnya memilih membela MetroTV. Sedikit banyak, Eva pasti mengenal pemain-pemain dan metode permainan SCTV, mengingat dulu dia juga pernah bermain bersama dengan pelatih SCTV saat ini, Rosianna Silalahi.

“SCTV sudah banyak berubah dibandingkan dengan ketika saya masih di sana dulu,” kata Eva, “Rosi (Rosianna Silalahi-red) telah berhasil membuat sebuah tim yang tangguh dari sisa-sisa kejayaan tim di masa lalu,”

Eva Julianti memang masuk di awal musim ini untuk menggantikan Chantal della Concetta yang dilego ke RCTI dengan banderol mencapai 15 juta Euro. Kedatangan Eva di Metro memang sempat mengubah formasi standar MetroTV yang tadinya memakai 4-4-2 kini menjadi 4-2-3-1. Apakah Eva terbiasa dengan peran barunya sebagai gelandang jangkar bersama Gadiza Fauzi?

“Posisi manapun bagi saya tidak masalah, karena itu adalah kebijakan pelatih,” kata Eva, “sekarang saya memiliki kebebasan untuk mengatur tempo permainan dan merusak irama permainan lawan; Gadiza juga adalah pemain yang bagus, dan kami sudah mengembangkan saling pengertian yang baik di antara kami,”

Meskipun sudah tidak lagi bersama SCTV, Eva mengaku masih mengikuti perkembangan bekas timnya tersebut. Lalu siapa menurut Eva yang paling berbahaya?

“Anastasya Putri cukup berbahaya, karena dia memiliki feeling dan positioning yang cukup bagus…para bek kami harus bekerja lebih keras untuk mengawal dia,” kata Eva, “selain itu Sondang Sirait pun layak untuk diperhitungkan mengingat dia sudah cukup lama di Amerika…tapi satu orang yang menjadi fokus kami adalah Sella Wangkar, karena dialah nyawa permainan SCTV,”

Ambisi Rosi
Sebagai mantan pemain di era kejayaan SCTV dahulu, maka pelatih Rosianna Silalahi diyakini oleh manajemen SCTV mampu untuk membangkitkan kembali kejayaan SCTV yang kini tengah meredup. Rosi cukup mengenal SCTV luar dan dalam sehingga Rosi tentu paham apa yang dibutuhkan oleh timnya untuk sukses.

“Ini tentu adalah misi sulit, apalagi secara individu pemain-pemain yang ada sekarang tidaklah se-berkarakter seperti beberapa musim yang lalu,” kata Rosi, “tapi kami cukup yakin dengan metode latihan kami, dan jika tim ini bisa lebih fokus, maka tak ada yang menghentikan kami,”

Naluri sebagai bekas penyerang andalan tim SCTV membuat Rosi menerapkan formasi agresif 4-3-3 dalam setiap pertandingan. Meskipun sedikit kesulitan dalam mencetak gol, tapi SCTV selalu berupaya untuk menampilkan sepakbola menyerang yang cukup atraktif. Masuknya Sondang Sirait jelas menambah ketajaman lini depan SCTV. Sondang memang diberi harapan besar untuk membangkitkan SCTV, terutama apabila mengingat SCTV ngotot untuk memboyongnya ke Grha Stadium dari VOA FC senilai 18 Juta Euro.

“Sondang pemain bagus, dan dia cukup piawai untuk menutupi kelemahan kami selama ini dalam sektor penyerang sayap kanan,” kata Rosi, “yang paling penting adalah dia bisa bekerjasama dengan baik dengan Anastasia Putri, Nova Rini, ataupun Gadis Parengkuan,”

“SCTV menaruh harapan besar kepada saya, dan saya berusaha untuk tidak mengecewakan rekan satu tim, pelatih, manajemen, dan seluruh tifosi,” kata Sondang menanggapi pujian pelatihnya.

Lini Per Lini


Penjaga Gawang:
Dian Krishna
Dian Krishna atau biasa dipanggil DK cukup cekatan dalam tugasnya sebagai kiper. Kegemilangannya cukup membantu langkah MetroTV hingga ke final. Selain berbakat, DK pun juga sangat ekspresif sehingga sering dijuluki sebagai “Higuitinhita” atau “Higuita Kecil”, mengacu pada kiper legendaris Kolombia, Rene Higuita.

Winny Arnold
Winny Arnold adalah salah satu kiper muda yang tidak begitu banyak polah. Ia selalu cermat dan penuh perhitungan serta dingin dan piawai dalam menangani bola-bola mati. Aksinya yang paling spektakuler musim ini adalah ketika dia menahan dua kali tendangan penalti dari Ratna Dumila dan Woro Windrati pada semifinal melawan TransTV lalu yang mencegah TransTV menggandakan keunggulannya.

Bek Tengah:
Rahma Sarita

Sebagai bek senior sekaligus kapten di MetroTV, Rahma Sarita memiliki pembawaan yang dingin, tetapi sekaligus juga wibawa yang tinggi sebagai jenderal di lini pertahanan. Beberapa kali pula RaRa, begitu dia biasa dipanggil, terlihat selalu memompa semangat rekan-rekannya ketika permainan timnya menurun.

Dwi Anggia
Anggi adalah bek tengah paling dinamis dari SCTV, dan beberapa kali tusukan ke depannya merepotkan pertahanan lawan. Staminanya bagai tak pernah habis, dan dia selalu pintar dalam membaca arah umpan lawan. Beberapa lawan yang pernah berduel dengannya mengaku tak berkutik ketika harus berhadapan dengan Anggia. Bersama dengan Linda Putri Mada, Anggi membentuk sebuah tembok yang kokoh di depan gawang.

Bek Sayap:
Zelda Savitri

Sektor full-back adalah kekuatan sebenar-benarnya dari lini pertahanan MetroTV, dan di sini bercokol dua pemain full-back kelas dunia, yaitu Zelda Savitri dan Kania Sutisnawinata. Berbeda dari Kania yang hampir selalu bergerak secara metodis, metode bermain Zelda lebih lugas dan (cenderung) berangasan. Beberapa kali Zelda melakukan manuver tak terduga yang mampu membingungkan lawan, dan dalam menjaga wilayahnya, Zelda juga tak segan-segan untuk melakukan pelanggaran apabila dirasa perlu.

Nastiti Lestari
Tidak seperti lini pertahanan MetroTV yang lebih dinamis, maka lini pertahanan SCTV sedikit lebih konservatif dan cenderung tidak begitu sering untuk overlap ke depan. Dalam metode bermain ini, posisi full-back amat vital untuk bisa ikut menentukan irama permainan tim, dan sejauh ini Nastiti melakukannya dengan amat baik. Kadang-kadang pula Nastiti sering mengawali serangan balik SCTV lewat umpan panjangnya yang khas.

Gelandang Jangkar:
Gadiza Fauzi
Dalam usianya yang masih muda, Gadiza sudah memainkan peran yang amat penting dalam MetroTV. Peran Gadiza ini menjadi semakin penting setelah Chantal pergi. Sebagai seorang gelandang jangkar yang harus mengatur permainan, maka Gadiza yang berpasangan dengan pemain senior Eva Julianti, selalu berhasil untuk mengacaukan irama permainan lawan sekaligus menjaga ritme permainan tim sendiri.

Sella Wangkar
Pemain ini cukup serba bisa dan merupakan salah satu pemain protagonista yang cukup diwaspadai oleh semua lawan SCTV. Skill-nya terbilang cukup komplet, mulai dari pengaturan tempo, pembagi bola, hingga ke peran pendobrak dan eksekutor bola mati. Musim ini Sella Wangkar sudah mencetak 6 gol dari bola mati, dan merupakan momok yang ditakuti di dekat kotak penalti lawan.

Gelandang Serang:
Frida Lidwina
Selepas kepergian Chantal, MetroTV tak perlu terlalu lama bersedih, karena Frida yang muncul, cukup piawai untuk menggantikan posisi Chantal sebagai gelandang serba bisa. Frida memiliki kemampuan untuk bermain di beberapa posisi yang berbeda, dan dalam pertandingan, aplusan posisi inilah yang seringkali membingungkan lawan main. Selain itu susah bagi lawan untuk bisa selalu menghambat pergerakan Frida dengan efektif.

Jasmine Valentine

Jasmine yang merupakan pindahan dari Trans7 merupakan pemain muda penuh bakat yang memang dinominasikan oleh SCTV untuk bisa bersinar musim ini. Beberapa pembuktian sudah dia lakukan, dan perannya sebagai pengatur serangan SCTV cukup memudahkan pelaksanaan strategi dari Rosi. Jasmine juga selalu diandalkan untuk memecah kebuntuan.

Winger:
Meutya Hafid
Meutya Hafid tadinya berposisi sebagai penyerang mendampingi Najwa Shihab, tetapi setelah Chantal pergi, Mut2 menjadi penyerang sayap dalam formasi 4-2-3-1. Dengan posisinya yang baru, Mut2 memiliki keleluasaan untuk bergerak naik turun dan membagi bola kepada pemain lain. Sebagai bekas penyerang tengah, nalurinya dalam mencetak gol pun tidak perlu diragukan.

Sondang Sirait
Sondang ditransfer dari VOA yang memecahkan rekor pembelian tertinggi SCTV untuk musim ini. Sebagai pemain yang malang melintang bermain di Amerika Serikat, tentunya Rosi mengharapkan Sondang sebagai kartu joker untuk membantu memecahkan kebuntuan yang dialami oleh SCTV. Sama seperti Meutya Hafid, Sondang juga pernah berposisi sebagai penyerang utama.

Penyerang:
Najwa Shihab
Inilah striker paling panas musim ini! Najwa Shihab dikenal dengan gayanya yang ngotot serta memiliki tendangan yang tajam, terarah, dan cukup bertenaga. Visinya juga amat bagus dalam menyambut umpan maupun mencetak gol. Musim ini Nana sudah mencetak 10 gol, dan menjadi kandidat kuat untuk meraih gelar Capocanonieri.

Anastasya Putri
Didukung dengan postur tubuhnya yang cukup semampai, Putri adalah tipikial striker murni yang cukup tajam. Ia amat piawai dalam menyambut umpan, serta memiliki gerakan yang cukup lincah pula. Satu hal yang ditakuti dari Putri adalah karena dia memiliki kombinasi yang baik antara positioning dan heading, yang oleh rekan maupun lawannya dijuluki sebagai “reinkarnasi Oliver Bierhoff”.

Next: Komentar Pra-pertandingan

Tidak ada komentar: